Salam Pembuka

Selamat Datang di Halaman Blog Saya

Tab Menu

Minggu, 12 Mei 2013

Pentingnya Vitamin A Pada Ibu Nifas


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitas hidupnya seperti berjalan, belajar, membaca, berolahraga, dan lain sebagainya. Energi tersebut dapat diperoleh melalui pemberian asupan makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia berupa sumber nutrisi. Pemenuhan asupan tersebut merupakan salah satu kebutuhan dasar (kebutuhan primer) manusia yang disebut juga dengan kebutuhan manusia akan pangan disamping kebutuhan akan sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal/rumah). Menurut Hidayat (2005), sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh manusia sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan, dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh.
     Pemenuhan asupan dari luar tubuh dapat melalui pengkonsumsian makanan. Pengkonsumsian makanan ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap jenis, jumlah, dan kandungan makanan yang  dimakan akan sangat berpengaruh pada tubuh manusia (Sallika, 2010). Kesalahan dalam melakukan pemenuhan asupan akan berakibat pada kondisi kesehatan manusia. Faktor yang mempengaruhi hubungan asupan makanan dengan kondisi kesehatan manusia ini dapat berupa faktor intrinsik dalam diri manusia, seperti umur, jenis kelamin, aktivitas, maupun kondisi dari individu yang bersangkutan, seperti perempuan yang hamil maupun menyusui. Faktor perilaku seperti aktivitas fisik dan pilihan makanan juga merupakan hal-hal yang ikut andil mempengaruhi status kesehatan manusia (Wheeler, 2004). Kesalahan pemenuhan asupan makanan ini meliputi proses kekurangan (defisiensi) maupun kelebihan (hiperconsume). Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kesalahan pemenuhan asupan makanan antara lain seperti penyakit skorbut, osteoporosis, penyakit jantung, hiperkalsemia, dan lain sebagainya (Devi, 2010).

1.2    Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis menitik beratkan pada pemenuhan asupan makanan yang mengandung vitamin larut lemak yakni vitamin A pada ibu nifas. Kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1.2.1   Apakah vitamin larut lemak berupa vitamin A itu ?
1.2.2   Bagaimana sifat kimia dari vitamin A?
1.2.3   Bahan apa saja dari bahan makanan yang mengandung vitamin A?
1.2.4   Apa saja fungsi dari vitamin A bagi tubuh manusia?
1.2.5   Bagaimana pengaruh pemenuhan asupan vitamin A bagi kondisi kesehatan manusia, terutama pada ibu nifas ?
1.2.6   Berapa banyak kebutuhan asupan vitamin A yang dianjurkan kepada ibu nifas ?

1.3    Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1   Mengetahui pengertian dari vitamin A
1.3.2   Mengetahui peran vitamin A dalam tubuh manusia terutama pada ibu nifas
1.3.3   Mengetahui bahan makanan yang mengandung vitamin A
1.3.4   Mengetahui banyak kandungan vitamin A yang dibutuhkan oleh ibu nifas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekusor /provitamin A karatenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol (Almatsier, 2009). Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Terdapat sejumlah ikatan organik yang mempunyai aktivitas vitamin A yang semuanya mengandung gelang beta ionon di dalam struktur molekulnya. Ikatan kimia yang mempunyai aktivitas vitamin ini disebut preformed vitamin A, sebagai lawannya provitamin A atau prekusor vitamin A, yang terdiri atas ikatan-ikatan karoten. Deretan homolog preformed vitamin A ialah vitamin A alkohol, vitamin A aldehida, dan vitamin A asam. Preformed vitamin A sekarang diberi nama retinol dan homolognya retinal dan retinoic acid.
Ada dua jenis vitamin A antara lain vitamin A1 dan vitamin A2 yang disebut juga dehidro vitamin A (Sediaoetama, 2010). Perbedaan dalam struktur di antara keduanya adalah adanya dua ikatan  tak jenuh dalam cincin beta ionon pada vitamin A2, sedangkan vitamin A1 hanya mengandung satu ikatan kembar pada cincin tersebut.
2.2. Sifat Kimia Vitamin A
1.                 Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak.
2.                 Dalam makanan terdapat dalam bentuk ester retinil yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang.
3.                 Dalam tubuh berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif antara lain retinol (bentuk alkohol), retinal (bentuk aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).
4.                 Vitamin A tahan terhadap panas, cahaya, dan alkali namun tidak tahan terhadap asam dan oksidasi.
5.                 Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain.
6.                 Bentuk aktif  vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A.
2.3. Satuan Vitamin A
Sampai tahun 1967, aktivitas vitamin A di dalam jaringan diukur dalam International Unit (I.U) atau Satuan Internasional (SI). Pada tahun 1967 FAO/WHO menganjurkan istilah Retinol Ekuivalen (RE) sebagai unit pengukuran vitamin A.  Tetapi hingga sekarang Satuan Internasional (SI) masih umum dipakai.
2.4. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Vitamin A bagi Tubuh Manusia
No.
Kelompok Umur
Angka Kecukupan Vitamin A
1.
Anak


0-6 bulan
375

7-11 bulan
400

1-3 tahun
400

4-6 tahun
450

7-9 tahun
500
2.
Pria


10-12 tahun
600

13-15 tahun
600

16-18 tahun
600

19-29 tahun
600

20-49 tahun
600

50-64 tahun
600

65+ tahun
600
3.
Wanita


10-12 tahun
600

13-15 tahun
600

16-18 tahun
600

19-29 tahun
500

20-49 tahun
500

50-64 tahun
500

65+ tahun
500
4.
Penambahan bagi Ibu Hamil


Trimester 1
+300

Trimester 2
+300

Trimester 3
+300
5.
Penambahan bagi Ibu Menyusui


6 bulan pertama
+350

6 bulan kedua
+350
            Tabel 2.4.1
2.5. Sumber Vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani sedangkan karoten berada terutama di dalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya), mentega, dan minyak ikan yang biasa digunakan sebagai obat sumber vitamin A dan vitamin D. Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk, dan minyak kelapa sawit yang berwarna merah. 


2.6. Fungsi Vitamin A
a. Penglihatan
      Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan. Apabila kita dari cahaya terang di luar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya. Mata membutuhkan waktu untuk melihat. Kecepatan mata untuk beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah untuk membentuk rodopsin. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja.
b. Diferensiasi sel
      Diferensiasi sel terjadi apabila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya. Perubahan tersebut adalah salah satu karakteristik kekurangan vitamin A yang terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan sperma dan sel telur, pembuahan, pembentukan srtuktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa, dan orang tua.
      Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan mukus dan diganti oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinized). Kulit menjadi kasar, luka sukar sembuh, dan mudah terjadi infeksi.
c. Fungsi kekebalan (imunitas)
      Retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan tubuh). Dalam kaitannya dengan vitamin A dan fungsi kekebalan, ditemukan bahwa:
-          Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan.
-          Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare
-          Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi dan kematian.
d. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terdapat pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dan pertumbuhan gigi. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A yang berperan dalam hal ini adalah  asam retinoat.
e. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapanibu untuk menyusui.
f. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantung kemih.
g. Lain-lain
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi (Fe).


2.7. Defisiensi vitamin A
a.       Kekurangan primer (akibat kurang konsumsi vitamin A)
1.      Buta senja (niktalopia)
Ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar/senja.
2.      Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda seperti atrofi kelenjar mata, keratinasi konjungtiva, pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea dan akhirnya berakibat pelunakan dan pecahnya kornea. Gejala- gejala tersebut dalam bentuk ringan (xerosis kojungtiva), bentuk sedang (xerosis kornea), dan tahap akhir (keratomalasia). 




 
3.      Infeksi


Fungsi kekebalan tubuh menurun pada saat kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami keratinasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki oleh mikroorganisme, bakteri atau virus dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
4.      Perubahan pada kulit
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras, dan mengalami keratinasi yang dinamakan hyperkeratosis folikular.
5.      Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6.      Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.
b.       Kekurangan sekunder, disebabkan oleh:
-          Gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh
-          Kebutuhan yang meningkat
-          Gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin
Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita:
-          Kurang Energi Protein (KEP)
-          Penyakit hati
-          Alfa, beta- lipoproteinemia
-          Gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu

2.8. Pengaruh Akibat Kelebihan Vitamin A
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE dalam jangka waktu lama atau 40.000-55.000 RE/hari. 



 
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, mual, rambut rontok, kulit mengering, tidak nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita akan terjadin penghentian menstruasi. Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus, dan mudah tersinggung, yang dapat terjadi pada konsumsi 8.000 RE/hari selama 30 hari.

Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan karena absorpsi karoten menurun bila konsumsi tinggi. Di samping itu, sebagian dari karoten yang diserap tidak dirubah menjadi vitamin A akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak di bawah kulit mengandung banyak karoten, warna kulit akan terlihat kekuningan.



BAB III
ANALISIS ARTIKEL ILMIAH

            Vitamin A merupakan suatu vitamin larut lemak yang berfungsi dalam penglihatan, kekebalan tubuh manusia (imunitas), diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan, pencegahan kaknker dan penyakit jantung, dan fungsi reproduksi. Pemenuhan asupan makanan yang mengandung vitamin A sangat penting bagi semua kalangan manusia, baik laki-laki, perempuan, dari usia anak-anak hingga tua.
            Dalam artikel ilmiah, dijelaskan bahwa pemenuhan asupan vitamin A sangat penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Menurut Sulistyawati, Ari (2009), masa nifas (peurperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.  Pada masa ini, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis.     Maka dari itu, diperlukan perhatian khusus terutama dalam pemenuhan asupan makanan yang mengandung berbagai kandungan zat gizi, baik zat gizi makro maupun mikro.        Asupan vitamin A bagi ibu nifas selain bermanfaat bagi diri sang ibu sendiri juga akan memberikan manfaat pula kepada sang bayi. Ibu yang menyusui bayinya secara tidak langsung akan memberikan kandungan vitamin A kepada sang bayi pula. Pemberian asupan vitamin A ini dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI (Air Susu Ibu). Selain fungsi besar tersebut, pengkonsumsian vitamin A juga dapat mempercepat proses pemulihan kondisi ibu pasca melahirkan dan juga mengurangi risiko terjadinya penyakit rabun senja. Pemulihan kondisi kesehatan ibu pasca melahirkan berkaitan erat dengan fungsi vitamin A dalam pembentukan sel darah merah yang kemungkinan terjadi melalui interaksi dengan besi (Fe). Pada bayi, vitamin A juga bermanfaat bagi pembentukan imunitas (kekebalan tubuh) terhadap serangan patogen yang nantinya akan menyebabkan terjadinya suatu penyakit.
            Pemenuhan asupan tersebut dapat dilakukan baik melalui pengkonsumsian bahan makanan yang mengandung vitamin A (sayur berwarna hijau, buah-buahan, hati, dan lain-lain) maupun melalui cara yang praktis yakni pengkonsumsian suplemen.




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Pemenuhan asupan vitamin A sangat penting pada kondisi kesehatan manusia terutama pada kalangan ibu nifas.
b. Pada ibu nifas, pengkonsumsian vitamin A memberikan efek positif baik bagi ibu itu sendiri maupun bagi bayinya.
c. Bagi ibu nifas, vitamin A berfungsi dalam proses pemulihan pasca melahirkan dan juga pemenuhan asupan vitamin A pada bayi melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu).
d. Bagi bayi, vitamin A berfungsi untuk meningkatkan daya imunitas (kekebalan tubuh terhadap serangan patogen) dan juga berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
e. Angka kebutuhan akan vitamin A pada ibu nifas adalah 800 RE pada ibu hamil dan 850  RE pada ibu menyusui yang berusia 19-49 tahun.
f. Pemenuhan asupan vitamin A dapat dilakukan melalui pengkonsumsian bahan makanan yang mengandung vitamin A (sayur berwarna hijau, buah-buahan berwarna kuning, hati) dan suplemen.

4.2 Saran
       Pemenuhan asupan vitamin A harus tetap memperhatikan angka kebutuhan dan kecukupan yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kondisi dari individu yang bersangkutan. Hal ini dengan maksud agar tercipta suatu keadaan sehat yang benar-benar seimbang kondisi gizinya dan terhindar dari pengkonsumsian yang berlebihan maupun kekurangan (defisiensi). Pedoman dalam angka kebutuhan vitamin A dapat dilihat pada tabel AKG yang telah ditetapkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII tahun 2004.
       Selain AKG, cara pemenuhan vitamin A juga perlu diperhatikan. Pemenuhan melalui pengkonsumsian bahan makanan alami yang banyak mengandung vitamin A seperti sayur-sayuran berwarna hijau, buah-buahan berwarna kuning, dan hati lebih dianjurkan daripada pengkonsumsian suplemen.           


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: Kompas.
[http://books.google.co.id/books?id=ou1eOU4oJKUC&pg=PA96&dq=penyakit+akibat+kekurangan+dan+kelebihan+asupan+makanan&hl=id&sa=X&ei=LT6wUJLYHo6GrAf37ICYBQ&ved=0CEgQ6AEwCQ#v=onepage&q=penyakit%20akibat%20kekurangan%20dan%20kelebihan%20asupan%20makanan&f=false, serial online : 24 November 2012]

Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.  EGC:  Jakarta.
[http://books.google.co.id/books?id=QOtDyiAVmwoC&pg=PA66&dq=kebutuhan+dasar+manusia+berupa+pangan&hl=id&sa=X&ei=pDWwUKTrEY0rAe934CoDQ&ved=0CC0Q6AEwAQ#v=onepage&q=kebutuhan%20dasar%20manusia%20berupa%20pangan&f=false, serial online : 24 November 2012]

Sallika, N.S. 2010. Serba Serbi Kesehatan Perempuan. Jakarta: Bukune.
[http://books.google.co.id/books?id=Sne4M-5g3p0C&pg=PA30&dq=kandungan+makanan+berpengaruh+pada+kesehatan&hl=id&sa=X&ei=lzawUO_uEortrQeI84HoAQ&ved=0CC0Q6AEwAQ#v=onepage&q=kandungan%20makanan%20berpengaruh%20pada%20kesehatan&f=false, serial online : 24 November 2012]

Sediaoetama, A.D. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1.Jakarta: Dian Rakyat.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI.

Wheeler, Linda . 2004. Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pascapartum. EGC: Jakarta.
[http://books.google.co.id/books?id=PLA2vowuMJEC&pg=PA193&dq=pentingnya+mengetahui+kandungan+dari+makanan&hl=id&sa=X&ei=3zWwUNvUDImqrAfejoGwDQ&ved=0CEIQ6AEwCA#v=onepage&q=pentingnya%20mengetahui%20kandungan%20dari%20makanan&f=false, serial online : 24 November 2012]



LAMPIRAN

Pentingnya Vitamin A Pada Ibu Nifas

Jumat, 07 September 2012 - 09:01:34 WIB
Penulis : Hasan Aroni, SKM, MPH - Editor : - Diposting Oleh : kasanawi - Dibaca : 979 kali Top of Form
Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi. Vitamin A  perlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas sangatlah penting. Selain bermanfaat bagi ibu, kapsul vitamin A juga bermanfaat pada bayi, karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak langsung bayi pun juga memperolehnya. Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat juga meningkatkan kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan kesehatan ibu nifas yang erat kaitannya dengan anemia dan mengurangi risiko buta senja pada ibu menyusui ini sering terjadi karena kurang vitamin A.
Pada ibu menyusui berisiko mengalami kekurangan vitamin A (KVA) karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk produksi ASI bagi bayinya. Status gizi dan kesehatan pada ibu hamil sangatlah penting, karena sering kali status gizi pada ibu menyusui terabaikan terlebih pada keluarga yang ekonominya menengah ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa KVA merupakan masalah potensial bagi ibu serta bayi yang disusuinya.
Cara mengatasi kekurangan vitamin A (KVA) pada ibu menyusui:
Hal ini dapat ditanggulangi dengan berbagai cara, seperti peningkatan dan ketersediaan konsumsi makanan yang mengandung vitamin A melalui lingkungan sekitar (pemanfaatan pekarangan), serta dengan suplementasi. Ada pun beberapa sumber makanan yang mengandung vitamin A yang bisa dikonsumsi masyarakat yang mudah didapatkan seperti telur, hati, buah-buahan yang berwarna orange seperi buah mangga masak, papaya masak, ada juga sayuran berdaun hijau seperti bayam.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan vitamin A yaitu dengan menggalakkan promosi sumber makanan tersebut. Selain itu juga dapat melibatkan kader-kader desa untuk memberikan penyuluhan mengenai asupan vitamin A. Karena di Indonesia masih banyak ibu yang melahirkan di rumah. Pemberian tablet vitamin A dapat juga diberikan oleh kader atau bidan desa saat melakukan kunjungan rumah.
Dengan pemberian kapsul vitamin A pada ibu setelah melahirkan dapat meningkatkan kualitas vitamin A dan jumlah kandungan vitamin A tersebut dalam ASI.
Manfaat dari pemberian tablet vitamin A:
Kualitas vitamin A yang terkandung dalam ASI sangat tergantung pada status kesehatan gizi ibu. Pemberian tablet vitamin A dosis rendah setiap minggunya sebelum masa kehamilan, saat masa kehamilan dan setelah melahirkan dapat menaikkan kualitas kesehatan ibu yang dapat menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan mortalitas yang berkaitan dengan anemia yang sering terjadi.
Pemberian kapsul vitamin A  pada ibu nifas sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas vitamin A pada bayi, karena ASI yang diberikan merupakan sumber utama vitamin A pada bayi pada enam bulan pertama kehidupan
Pemberian tablet vitamin A pertama dilakukan segera setelah melahirkan tablet kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian tablet pertama danh tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
Tanda-tanda awal kekurangan vitamin A:
  • Penglihatan berkurang pada malam hari (rabun senja)
  • Kulit kering
  • Meningkatnya risiko infeksi (menuju ke gejala kanker)
  • Kekurangan vitamin A yang dapat menyebabkan kebutaan yang parah
 

 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar